Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2014

Lowongan untuk Indonesia [dan sekitarnya]

Gambar
Indonesia, diwilayah waktu telah meninggalkan masa atau zaman kerajaan, namun apakah dinasti dari kingdom di wilayah nusantara ini runtuh juga? Nampaknya tidak juga, dinasti itu tetap membangun pilar-pilar “keyakinan” masing-masing dinasti. Suku Melayu, Suku Sunda, Suku Jawa, SukuDayak dan suku yang lainnya… mereka berusaha membangun, memperkokoh eksistensi, menelisik peradaban yang coba dibangun oleh kakek-nenek mereka. Sebaran spirit membangun dinasti pun juga merambah di wilayah materialistik. Oleh karena dalam wilayah materi, maka yang dibangun pun juga hal yang berhubungan dengan materi, yang diperkuat juga materi dan lain sebagainya. Entah, hal ini apakah juga terjadi dibelahan negeri lain. Jika merasakan gejala sosial, pun juga gejala alam, terlalu banyak titik-titik yang di-konsentrasikan, tidak ada kejelasan arah atau tujuan. Sehingga perasaan ini menuntun untuk mengatakan bahwa dalam wilayah sosial, titik fokus menjadi nge- Blur , surem-surem , tidak jelas. B

INDONESIA dalam JANGKA

Gambar
Konsepsi kepemimpinan Indonesia setidaknya diwarnai oleh kasanah kebudayaan Nusantara, salah satunya Budaya Jawa. Beberapa dekade sudah lewat, namun konsep pemimpin dalam khasanah Budaya Jawa masih tetap terasa baru terngiang ditelinga. JANGKA JAYABAYA , meskipun banyak versi, banyak disebut sebagai gambaran Indonesia masa depan.  JANGKA , selama ini banyak ditafsirkan sebagai Ramalan. Namun tidak semua masyarakat Jawa berpendapat sama, beberapa akademisi Budaya Jawa mencoba mengurai tentang konsep JANGKA dalam masyarakat Jawa, mencoba untuk meluruskan pemaknaan. Seperti yang diungkap Peter Karey menyebutkan bahwa JANGKA adalah kuasa ramalan, ramalan. Salah satu letak kekayaan masyarakat nusantara adalah dalam sebuah kata, kalimat. Dalam sebuah kata atau kalimat, mengandung detail-detail yang bahkan sulit dicari padanan katanya dalam bahasa asing, misalnya saja; mikul, njungkel, kunduran truk dan lain sebagainya. Begitu juga dalam menafsirkan JANGKA, yang tafsirkan sebagai ram

CARAKA NAGARI

Gambar
  HA NA CA RA KA , DA TA SA WA LA, PA DHA JA YA NYA, MA GA BA THA NGA ada [dua] utusan, seorang pemegang janji, sama-sama saktinya, sama-sama mati. Masih teringatkah anda dengan legenda aksara jawa, legenda klasik tanah jawa yang diyakini sebagai asal muasal terbentuknya aksara jawa. Apakah berarti proses pendirian Jawa [bukan suku Jawa], terbentuk atas terjadinya peperangan? atau akan selalu diwarnai dengan peperangan? ataukah… ada kemungkinan untuk memulai hal baru, harus ada yang ditebus dengan kematian/mematikan? Bagaimana jika Aksara Jawa tersebut ditafsirkan secara kontemporer; HA NA CA RA KA              : ada [dua] utusan DA TA SA WA LA               :   seorang pemegang janji/amanat PA DHA JA YA NYA          : sama-sama saktinya MA GA BA THA NGA        : sama-sama mati Utusan Apa/Siapa yang mengutus dia? Partai, Rakyat, Tuhan Untuk apa/siapa dia diutus? Partai, Rakyat, Tuhan Secara umum, pengutus atau pendelegasi berasal dari lembaga yan