INDONESIA dalam JANGKA

Konsepsi kepemimpinan Indonesia setidaknya diwarnai oleh kasanah kebudayaan Nusantara, salah satunya Budaya Jawa. Beberapa dekade sudah lewat, namun konsep pemimpin dalam khasanah Budaya Jawa masih tetap terasa baru terngiang ditelinga.

JANGKA JAYABAYA, meskipun banyak versi, banyak disebut sebagai gambaran Indonesia masa depan. JANGKA, selama ini banyak ditafsirkan sebagai Ramalan. Namun tidak semua masyarakat Jawa berpendapat sama, beberapa akademisi Budaya Jawa mencoba mengurai tentang konsep JANGKA dalam masyarakat Jawa, mencoba untuk meluruskan pemaknaan.

Seperti yang diungkap Peter Karey menyebutkan bahwa JANGKA adalah kuasa ramalan, ramalan. Salah satu letak kekayaan masyarakat nusantara adalah dalam sebuah kata, kalimat. Dalam sebuah kata atau kalimat, mengandung detail-detail yang bahkan sulit dicari padanan katanya dalam bahasa asing, misalnya saja; mikul, njungkel, kunduran truk dan lain sebagainya. Begitu juga dalam menafsirkan JANGKA, yang tafsirkan sebagai ramalan, karena mereka [peneliti luar negeri] tidak mempunyai padanan kata untuk menjangkaunya.
Kedudukan pencapaian masyarakat Jawa adalah:
  1. Jangka
  2. Ilham
  3. Panyondro
  4. Intuisi
  5. Khayalan
Jadi pantas apabila beberapa masyarakat Jawa tidak sepaham jika JANGKA disebutkan sebagai ramalan, karena disetiap level pencapaian tersebut bisa menghasilkan output yang berbeda-beda.

Sungguh beruntung bangsa di negeri ini, diberi nikmat Quran, Hadits, dan diberi kesempatan memiliki kebudayaan yang adiluhung berupa JANGKA. Dimana semua itu bisa dijadikan pegangan hidup yang representatif bagi masyarakat negeri ini dalam ngugemi setyo satuhu marang Gusti Allah lan Kanjeng Nabi.

NOTONOGORO, mungkin adalah salah satu konsep pememimpin yang diyakini sebagai gambaran sosok pemimpin Indonesia dalam salah satu versi JANGKA JAYABAYA.
Disebutkan bahwa, NOTONOGORO adalah para petinggi negeri ini.
Bagaimana menterjemahkan NOTONOGORO;

JILID I
SOEKARNO, SUHARTO, HABIBIE (TRESNO, arab), MEGAWATI, ABDURRAHMAN WAHID,,

JILID II
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO, …..???

Ini hanyalah sebuah translate dari sebuah kepercayaan, bukan untuk diperdebatkan atau dijadikan senjata dalam sebuah kepentingan. Silahkan saja bagi anda semua untuk menafsir berbagai versi JANGKA JAYABAYA, menurut pemahaman anda dalam memahaminya. Tentunya untuk tidak menjadikanya sebagai alat untuk mengambil keuntungan didalamnya.

Salah satu bait JANGKA yang ditulis dalam tembang macapat sinom;

"...Dene besuk nuli ana, tekane kang Tunjung Putih
Semune Pudhak kasungsang, Bumi Mekah dennya lair
Iku kang angratoni Jagad kabeh ingkang mengku
Juluk Ratu Amisan Sirep musibating bumi
Wong nakoda milu manjing ing samuwan..."

ipungsweettenan@10072014



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinau Mati

PENGETAHUAN KARAWITAN