Postingan

Menampilkan postingan dari 2014

Swallow Warna Biru

Gambar
Aku agak lupa, bagaimana awal mulanya bertemu dengan mereka….. Entah makluk apa mereka sebelumnya, yang aku ketahui adalah mereka sekarang berwujud sebuah sendal,, sendal putih bertali biru… Terasa sesak pikiranku ketika memikirkan bagaimana mereka bisa bersama, kiri dan kanan….. Mungkin itu sudah menjadi takdir mereka, untuk selalu bersama,, kebersamaan mereka bisa saja dikarenakan sendal kiri tersebut tercipta dari tulang rusuk sendal kanan… mungkin saja seperti itu….. sendal itu berwarna putih, berlobang tiga yang berfungsi untuk pondasi tali kekang,, warna putih , mungkin itu adalah harapan atau doa sang sendal, agar pemakai selalu berada dalam putih; selalu menjaga kebersihan, menjaga agar pemakai tidak terkena kotoran dan lain sebagainya,, atau bisa saja putih itu adalah hidayah kemulyaan dari “tuannya”, karena kebaikan dan kebijaksanaan sendal tersebut yang tetap berusaha menyembunyikan dirinya [yang putih; suci] dibalik telapak kaki manusia,, sendal itu juga

Tanpa Sadar Saling Terkoneksi

Gambar
Tidak sengaja, ketika melihat tayangan pencarian dan penemuan dinosaurus yang masih hidup di kedalaman hampir 200m laut, begitu dalam dan gelap,, mencoba membayangkan kemungkinan enaknya melakukan snorkeling,, Tanpa sadar, mulut bernafas layaknya seorang yang sedang menyelam, mengambil udara dari mulut, mengeluarkannya pula lewat mulut,, masih di darat saja susah, apalagi di dalam air….. Tapi tulisan ini tidak bercerita tentang itu,, Ketika melakukan pernafasan mulut tadi, tiba-tiba teringat akan sebuah aktifitas olah tubuh yang mengandalkan pengaturan nafas, Meditasi,, Teringat bahwa meditasi bisa dilakukan dalam beberapa cara pernafasan, tentunya akan berdampak, mengakibatkan output yang berbeda, tentunya sesuai tujuan dari pengolahan tersebut,, Tapi tulisan ini tidak bercerita tentang itu,, Ketika teringat pengolahan nafas tadi, tiba-tiba ada keinginan untuk mencari tau “etika” bernafas menurut medis,, tiada lain merujuklah pada Eyang ndoro Google, sinuhun noto ing khay

Yang Maha SOSMED

Gambar
Jika manusia berfikir apa yang telah dilakukannya tidak dilakukan juga oleh yang lain, mungkin itu adalah sebuah persepsi yang terlalu dini, persepsi yang terburu-buru. Pada umumnya, “manusia modern” meletakkan ujung tombak kehidupan sosialnya pada sebuah media sosial berbasis teknologi. Sebuah wahana maya, virtual, yang sifatnya “abstrak”. Wadah silaturahim era modern katanya, sebuah wahana yang dahulu dianggap “tabu” oleh sebagian orang. Namun ketika dikemas dalam balutan modernisasi, kini yang dianggap “tabu” itu, menjadi andalan dan alasan hidup dan berkehidupan. Sebagiamana dulu (sebuah contoh nyata), santet, pemawangan hujan dan lain sebagainya, dianggap sebuah hal yang “tabu”, klenik dan berbau mistis. Kini… ketika ada “ilmuwan” barat yang mempunyai penguasaan terhadap pengendalian gelombang, manusia negeri ini terperangah, melongo, seakan baru mengetahui adanya “ilmu-ilmu” tersebut. Sebuah cara pandang yang tidak berimbang, tidak adil. Penolakan terhadap penguasaa

Lowongan untuk Indonesia [dan sekitarnya]

Gambar
Indonesia, diwilayah waktu telah meninggalkan masa atau zaman kerajaan, namun apakah dinasti dari kingdom di wilayah nusantara ini runtuh juga? Nampaknya tidak juga, dinasti itu tetap membangun pilar-pilar “keyakinan” masing-masing dinasti. Suku Melayu, Suku Sunda, Suku Jawa, SukuDayak dan suku yang lainnya… mereka berusaha membangun, memperkokoh eksistensi, menelisik peradaban yang coba dibangun oleh kakek-nenek mereka. Sebaran spirit membangun dinasti pun juga merambah di wilayah materialistik. Oleh karena dalam wilayah materi, maka yang dibangun pun juga hal yang berhubungan dengan materi, yang diperkuat juga materi dan lain sebagainya. Entah, hal ini apakah juga terjadi dibelahan negeri lain. Jika merasakan gejala sosial, pun juga gejala alam, terlalu banyak titik-titik yang di-konsentrasikan, tidak ada kejelasan arah atau tujuan. Sehingga perasaan ini menuntun untuk mengatakan bahwa dalam wilayah sosial, titik fokus menjadi nge- Blur , surem-surem , tidak jelas. B

INDONESIA dalam JANGKA

Gambar
Konsepsi kepemimpinan Indonesia setidaknya diwarnai oleh kasanah kebudayaan Nusantara, salah satunya Budaya Jawa. Beberapa dekade sudah lewat, namun konsep pemimpin dalam khasanah Budaya Jawa masih tetap terasa baru terngiang ditelinga. JANGKA JAYABAYA , meskipun banyak versi, banyak disebut sebagai gambaran Indonesia masa depan.  JANGKA , selama ini banyak ditafsirkan sebagai Ramalan. Namun tidak semua masyarakat Jawa berpendapat sama, beberapa akademisi Budaya Jawa mencoba mengurai tentang konsep JANGKA dalam masyarakat Jawa, mencoba untuk meluruskan pemaknaan. Seperti yang diungkap Peter Karey menyebutkan bahwa JANGKA adalah kuasa ramalan, ramalan. Salah satu letak kekayaan masyarakat nusantara adalah dalam sebuah kata, kalimat. Dalam sebuah kata atau kalimat, mengandung detail-detail yang bahkan sulit dicari padanan katanya dalam bahasa asing, misalnya saja; mikul, njungkel, kunduran truk dan lain sebagainya. Begitu juga dalam menafsirkan JANGKA, yang tafsirkan sebagai ram

CARAKA NAGARI

Gambar
  HA NA CA RA KA , DA TA SA WA LA, PA DHA JA YA NYA, MA GA BA THA NGA ada [dua] utusan, seorang pemegang janji, sama-sama saktinya, sama-sama mati. Masih teringatkah anda dengan legenda aksara jawa, legenda klasik tanah jawa yang diyakini sebagai asal muasal terbentuknya aksara jawa. Apakah berarti proses pendirian Jawa [bukan suku Jawa], terbentuk atas terjadinya peperangan? atau akan selalu diwarnai dengan peperangan? ataukah… ada kemungkinan untuk memulai hal baru, harus ada yang ditebus dengan kematian/mematikan? Bagaimana jika Aksara Jawa tersebut ditafsirkan secara kontemporer; HA NA CA RA KA              : ada [dua] utusan DA TA SA WA LA               :   seorang pemegang janji/amanat PA DHA JA YA NYA          : sama-sama saktinya MA GA BA THA NGA        : sama-sama mati Utusan Apa/Siapa yang mengutus dia? Partai, Rakyat, Tuhan Untuk apa/siapa dia diutus? Partai, Rakyat, Tuhan Secara umum, pengutus atau pendelegasi berasal dari lembaga yan

Seloka Bathok

Gambar
"sluku-sluku bathok, bathok e ela-elo si Romo menyang sala, leh-oleh e payung mutha mak jenthit lo lo lobah, wong mati ora obah yen obah medheni bocah, yen urip golek o duit" sluku-sluku bathok Ambilah hikmah dari seloka [puisi, pasemon, sanepan, ilmu] sebuah tempurung kelapa,,   bathok e ela-elo Tempurung kelapa itu "kosong" didalamnya [berongga], layaknya orang bodoh/tak berilmu,, akan tetapi bagaimana bisa didalam sebuah struktur yang sebegitu kerasnya [tempurung], terdapat daging dan air,, bagaimana dia [tempurung] mendapatkan "dua" ilmu itu,, mungkin tak lain dan tak bukan karena... si Romo menyang sala ...sang "Romo" telah "memerdekakan" diri dan memutuskan untuk mengembara, untuk mencari sejatining urip lan panguripan,, perjalanan sang "Romo" pun akhirnya mengantarkan kembali ke "rumah" dengan... leh-oleh e payung mutha membawa "payung mutha" [red.sanepan/pasemon] sesuatu pusaka/ilmu yang berma

Perebutan Tahta [klasik]

Gambar
Pasangan capres cawapres 2014,, lebih mendekati sesuai,, baik itu pasangan Prabowo-Hatta ataupun Jokowi-Jusuf,, Jika beberapa dekade yang lalu, perebutan tahta itu oleh sesama (angkatan) Darat,, nampaknya kali ini, peta politik negeri kita telah mengalami perkembangan yang merata,, sehingga dominasai (angkatan) Darat, tidak lagi menjadi barometer politik praktis,, dikarenakan ranah politik telah berkembang sampai lintas teritorial,, Kedua pasangan tersebut diatas telah sesuai (di setting sesuai) menurut habitatnya masing,, Prabowo (GERINDRA)-Hatta (PAN),, Jokowi (PDIP)-Jusuf (GOLKAR),, Lantas, dimanakah letak kesesuaian tersebut? secara ilmiah, dengan pendekatan disiplin ilmu simbologi dan cocokoligi , bisa dipetakan setidaknya sbb: Garuda (GERINDRA)-Matahari (PAN),, Banteng (PDIP)-Beringin (GOLKAR),, Sebagai masyarakat yang telah "melek" teknologi dan informasi, anda pasti tidak bisa menyangkal lagi, bahwa semuanya telah "sesuai" dengan habitatnya masing-

KUNCEN de Javu

Gambar
ditengah-tengah globalisasi yang semakin "sumpek" ini, mungkin ada diantara saudara-saudari yang ingin menghilangkan "penat" itu dengan ber-angan untuk pergi kemasa depan... atau masa lalu... sebatas angan??? bagi yang pernah dan atau sering mengalami de javu,, berbahagialah... karena bagian dari masa lalu/masa depan itu pernah anda lihat/nikmati,, bagi anda yang termasuk "indigo aktif" pasti akan dengan mudah menuliskan,  melukiskan, dan atau menceritakan rangkaian de javu tersebut,, banyak diantara kita tidak menyadari bahwa dirinya indigo,, itulah mengapa sampai muncul kata indigo aktif,, manusia sebagai keturunan Adam A.S, semuanya memiliki "potensi" indigo,, aktivasi ke-indigo-an itu tergantung yang memberikan karunia tersebut, bisa sedari kecil, ataupun setelah melampaui remaja atau dewasa baru aktif,, de javu sendiri kurang lebih adalah proses astral projections, proyeksi masa lalu atau masa depan,, kebanyakan dari yang mengalami

Karena [untuk] Indonesia

perubahan demi perubahan telah terjadi, pun juga akan tetap terjadi esok dan lusa, entah sampai kapan..... sisi-sisi dunia sudah berubah atau merubah diri menjadi yang dunia inginkan,, apakah dunia ini mempunyai keinginan? punya nafsu? mungkin saja..... namun bukan dunia ini yang dimaksudkan, tapi dunia yang telah dipegang, dikendalikan oleh [katakan saja] pendekar berwatak jahat ,, pola-pola new world order sudah sangat begitu nyata,, pun juga, "mereka" seakan tidak berusaha menutupi jejak dari pola-pola tersebut, mungkin sudah menjadi pertimbangan "mereka", bahwa pola-pola bentukan itu memang sudah disadari oleh masyarakat dunia..... tapi masyarakat dunia tidak mampu lagi memberontak, keluar dari pola-pola tersebut,, dimana pola-pola itu sudah ditanam, dirawat, dijaga sedemikian rupa sejak dari dulu, kekuatan keyakinan mereka telah sangat kuat untuk mewujudkan new world order ..... masyarakat dunia sudah terjangkit imunitas dalam dirinya... sesuatu yang [

RE

Gambar
BUDAYA, SENI sebuah padatan pengertian yg sama di beda fungsi/peranan,, Budaya adalah bahasa kemasyarakatan, Seni adalah bahasa Logi, keilmuan, disiplin ilmu,, salah satu pengertian Budaya diambil dari BUdi & DAYA,, diterjemahkan secara umum sebagai, hasil olahan Budidaya [kearifan lokal] masyarakat,, Budaya Nusantara dikenal sebagai budaya yang Adiluhung, salah satunya karena mempunyai daya filtrasi, proteksi, atau mempunyai sifat imun,, imunitas tersebut terbentuk oleh sebuah keadaan yang biasa disebut ngugemi ,, yaitu keadaan dimana secara sadar dan kolektif "melestarikan" Budaya tersebut,, sebut saja beberapa Budaya di Jawa; Wayang, Ludruk, Kentrung dan lain sebagainya,, secara umum, Budaya Nusantara sudah mencapai pada titik puncaknya, sehingga sudah tidak bisa lagi ditingkatkan lagi pencapaiannya,, seiring berkembangnya zaman... dengan gencarnya arus informasi dan teknologi, membuat daya filtrasi kebanggan itupun semakin memudar,, kecenderungan exploitasi media

MENGATASI "BEBAN" TANPA "BEBAN"

Gambar
Setiap manusia, baik laki-laki ataupun wanita, pasti pernah mengalami tekanan, dimana besar/kecilnya tekanan tersebut berakibat atau bereaksi pada pikiran kita,, ada beberapa orang yang bisa mengatasi dengan mudah “beban” akibat reaksi tersebut, ada yang sekiranya untuk menjangkau saja susah,, berbagai macam,, sebuah "beban" ternyata sudah diperhitungkan kisarannya... sehingga tiada seorang yang akan memikul "beban" melampaui dari batas kemampuannya..... dengan begitu apakah sebuah "beban" bisa "dipertandingkan"? tentu tidak... karena kembali pada rumusan semula, bahwa berat/tidaknya bukan terletak pada kapasitas "beban" tersebut... tetapi terletak pada fitrah kesanggupan masing-masing individu... lantas bagimana cara "mengatasi" “beban” tersebut agar tidak menjadi berat atau menjadi semakin berat lagi? Inilah mungkin point yang paling sukar untuk dilakukan, karena berkenaan dengan diri sendiri,, Seperti pad

Akun Facebook Baru untuk Calon Anakku

Gambar
dan kedua makhluk ini pun kembali lagi "eyel-eyelan"... entah, apa sebenarnya yang mereka permasalahkan,, kadang-kadang sesuatu "remeh" dan tidak perlu diperdebatkan, bisa memicu konflik diantara mereka..... Diriku : eh... aku kepingin nggawe akun Facebook anyar... Aku    : heh??? lha digawe opo? ngopeni akun siji ae kewalahan ngono kok... Diriku : hehehe... ora gawe aku, gawe calon anakku... Aku    : Wuahahahahahahaha..... jiampuuuuuttt... jiampuuutt... ancene gwendheng...             duh mbuh kah... yok opo yo... awakmu iku mari ngombe opo sih?             kok mabuk e ngalah-ngalahi wong   gendheng? Diriku : ora ngombe opo-opo i... lha emang e kenopo? salah??? Aku    : heh!... rungokno... awakmu iku lho...             wong atasane rabi ae durung... kok aneh-aneh sing kate mbok lakoni..... Diriku : lha opo ora oleh? durung rabi terus nggawekno Akun FB gawe bakal anak e?             lha opo sing dadi admin e Facebook ki awakmu??? Aku    : yo guduk yoan...         

Puzzle

[31122013 >>> 23.37-23.53] jelang pergantian tahun syamsiah dalam gelapnya malam, terlihat makhluk di [dari] langit, dia bersinar di angkasa raya,, walaupun sinarnya tak begitu terang, namun terangnya mampu menerangi sebidang angkasa raya,, dalam sejumlah waktu, dia disembah dan didewakan oleh beberapa makhluk bumi,, tak seberapa lama, makhluk langit itupun bersemayam pada salah satu makhluk bumi "pilihan", pun sinarnya tak nampak lagi,, serasa membaur dengan dimensi makhluk di bumi,, alih-alih sinarnya tak nampak oleh mata makhluk bumi, namun dalam tubuhnya memancarkan energi yang sangat besar dan "mustahil" ditembus,, semakin ada tekanan dari luar, secepat itu pula energi tersebut menekan balik, dan semakin berupaya ditekan, energi tersebut semakin membesar, dan membesar... makhluk yang telah bersinergi dengan makhluk bumi pilihan tersebut "membagi" sesuatu kepada makhluk bumi lainnya, pengertian, pengetahuan dan lain sebagainya,, s

Menyambut Ryhtme

[31122013 >>> 05.30-05.55] dipergantian hari [menjelang magrib],, kini mereka telah bersiap... dibeberapa bulan kedepan, makhluk yg bernama bumi, laut dan langit,, akan bernyanyi dan menari,, bernyanyi mendendangkan lagu2 kepatuhan, menarikan irama2 ketaatan, mereka sedang memperbaharui dan merayakan ikrar setia kepada sang pemilik rumah, sang shohibul bayti itu pun tak kuasa melihat para penghuni rumah yang tak bisa mengikuti rythme nyanyian dan tarian itu... bumi, laut dan langit tiada kuasa diatasanya, hanya sekedar mengemban tugas dari sang empunya... dan, sang empunya pun tak kuasa melihat kasih sayang sang pemilik rumah yang begitu indah, sehingga makhluk-makhluk itu pun diperintahkan untuk sesegera mungkin mengakhiri pesta tersebut,, sang empunya menitahkan makhluk-makhluk itu untuk kembali bekerja seperti sediakala, hingga pada saatnya nanti..... sang empunya menjanjikan mereka sebuah pesta yang lebih besar dan meriah.....  ipungsweettenan@31122013

Indonesia Butuh Revolusi

Gambar
68th usia demokrasi indonesia [minggu depan sudah 69th], ada awal ada pula akhir,, karena demokrasi bukanlah satu-satunya bentuk pemerintahan,, ada sebuah wacana, indonesia tidak akan bisa "sembuh", jika beberapa tahun kedepan tidak terjadi revolusi,, revolusi indonesia kedepan sifatnya menjadi "wajib", hal ini dikarenakan ending dari "ulah" demokrasi itu sendiri,, korupsi, kekacuan politik, hukum lemah dan lain sebagainya,, negara-negara lain penganut demokrasi pun juga akan mengalami hal yang serupa,, adakah solusi lain selain REVOLUSI??? sebuah yang terkesan angker tersebut seakan menjadi momok menyeramkan,, dalam teori kepemerintahan dikenal "Siklus Polybios" sebuah siklus/perputaran bentuk pemerintahan, yang akan terus dan terus berputar dari >>> Monarki→Tirani→Aristokrasi→Oligarki→Demokrasi→Okhlokrasi→Monarki [demokrasi sekarang sedang kita jalani] >>> Pada masa pemerintahan okhlokrasi penuh dengan ke

Sang Penggoda Setan

Setan sangat "bangga" telah menerima tugas mulia, menggoda manusia agar berbuat jahat dan menyimpang dari garisNYA. Namun adakah manusia yang penasaran, tentang siapa yang menggoda setan? Ngatemo. “sing nggudho setan iku sopo yo?”, katanya dalam hati. Ngatemo, pemuda yang suka menyendiri itu pun bertanya pada Cak San penjual Gorengan yang juga salah satu takmir masjid Jl. Jombang. “Cak San, Setan iku tugas e lak nggudo menungso ya… terus saiki, sing nggudho setan iku sopo cak?”, dengan nada bersemangat. “sing ngudho Setan??? Yo koen iku sing nggudho Setan!”, kata Cak San seraya mengumbar tawa. Ngatemo pun ikut tertawa terpingkal-pingkal. Suasana sejenak hening, dan Ngatemo hanya tertunduk sambil merenungi dirinya. Benarkah dirinya bisa menggoda Setan, sedangkan Setan dari ujung rambut hingga kakinya pun belum ia kenal? Setelah memikirkannya selama beberapa hari Ngatemo pun menyadari maksud dari satir Cak San tersebut. “hehehe… iyo cak, bener ternyata aku ser

InforMatio[n]

dunia [kini] serba ada,, yang dulunya sulit ditemukan atau mungkin tidak ada,, kini mudah sekali kita dapati,, informasi apa saja dapat kita ketahui, sumbernya pun dari mana saja, TV, web atau media lainnya,, mulai informasi HP, komputer, teknologi, peristiwa terbaru, dll itu semua tersedia secara "cuma-cuma" benar salahnya... entahlah... menjadi tipis sekat itu... manusia dikatakan Tuhan sebagai makhluk yang sempurna, karena disamping [salah satunya] diberikan [ hardware ] perangkat keras yang bernama otak, pun include disertakan software -nya yang bernama akal/fikiran,, akal ibarat sebuah pisau, jika lama tidak diasah, maka dia akan tumpul,, "pembiasaan" akal/fikiran untuk menerima sesuatu secara instan [tersedia, cumepak tanpo tumindhak], bisa jadi adalah salah satu upaya menumpulkan akal/fikiran oleh diri sendiri,, bunuh diri benar salahnya... entahlah... menjadi tipis sekat itu... ada sejumlah peneliti yang baru-baru ini memaparkan hasil penel

Siap Indonesia Siap

banyak keluhan [disegala hal] disana sini yang ujung-ujungnya menyimpulkan bahwa, indonesia belum siap ini... itu... dan lain sebagainya... setelah berdiskusi lama, tentang indonesia masa lalu dan masa depan. bagaimana indonesia akan bangkit, apakah dengan metode kerajaan atau dengan metode yang lebih "modern"? aku pun mencoba bertanya pada Gendon temanku, "kapan indonesia akan siap?" mungkin temanku ini juga bingung menjawabnya.... tapi spontan dia menjawab... "indonesia akan siap i... pas dino senin, mergo upacara, lek gak senin... yo pas HARKITNAS po pas 17 Agustus" [hemmm... ancen dagelan....] aku pun menimpali... "lek gak 17 Agustus, yo pas 17 Romadhon ndon..." Gendon bertanya balik... "lha lapo 17 Romadhon upacara?" enak saja aku menjawabnya... "lha pas dino senin i..." >_ indonesia tidak akan bisa melangkah menjadi lebih baik jika hanya menunggu siap... "tidak ada" yang mau memiki

Cemlorot Tekan Kulon

Kali ini, kiranya ada apa gerangan dengan mereka berdua… Selalu saja mereka itu beradu pendapat, beradu kemungkinan kebenaran,, sebenarnya itu semua hanyalah kemungkinan-kemungkinan yang hanya besifat kemungkinan belaka,, hehehe… geli juga melihat mereka itu, tiada pernah lelahnya eker-ekeran setiap hari,, kok bisa ya….. Diriku    : eh… dino iki maeng, aku ndelok cemlorot e sinar… awakmu lak yo ndelok kan?                Menurutmu yok  opo? Aku       : asaib ae… Diriku    : heh? Aku       : biasa ae… Diriku    : oalah… lhoh… tapi kok iso biasa ilo…                mosok cemlorot koyok ngono koen anggep biasa sih?                Lek menurutku, iku mau pratondo….. Aku       : iku lak menurutmu,                bah pratondo… bah prawoto… bah poro tamtomo… ora urus !!! Diriku    : lhah… awakmu iku mesti pesimis disik opo… kabeh iku kudu dihayati rek…                sopo ngerti ancene pratondo temenan… lho ya… yok opo? Aku       : padane puisi ae dihayati barang…