RE

BUDAYA, SENI
sebuah padatan pengertian yg sama di beda fungsi/peranan,,
Budaya adalah bahasa kemasyarakatan, Seni adalah bahasa Logi, keilmuan, disiplin ilmu,,

salah satu pengertian Budaya diambil dari BUdi & DAYA,,
diterjemahkan secara umum sebagai, hasil olahan Budidaya [kearifan lokal] masyarakat,,

Budaya Nusantara dikenal sebagai budaya yang Adiluhung, salah satunya karena mempunyai daya filtrasi, proteksi, atau mempunyai sifat imun,,
imunitas tersebut terbentuk oleh sebuah keadaan yang biasa disebut ngugemi,,
yaitu keadaan dimana secara sadar dan kolektif "melestarikan" Budaya tersebut,,
sebut saja beberapa Budaya di Jawa; Wayang, Ludruk, Kentrung dan lain sebagainya,,

secara umum, Budaya Nusantara sudah mencapai pada titik puncaknya,
sehingga sudah tidak bisa lagi ditingkatkan lagi pencapaiannya,,

seiring berkembangnya zaman... dengan gencarnya arus informasi dan teknologi,
membuat daya filtrasi kebanggan itupun semakin memudar,, kecenderungan exploitasi media adalah Budaya mancanegara,, setiap hari, silih berganti, media-media itu menampilkan
penjajah-penjajah baru kedalam dalam rumah melalui media; radio, televisi dlsb,,
beberapa Budaya masih tetap bertahan, pun ada juga yang tengah mengalami
masa kritis atau bahkan telah mengalami kafanisasi, mati,,

umumnya, masyarakat muda lebih menikmati sajian "instant" manca,
dari pada sajian "penuh gizi" dari negara sendiri,,
Budaya manca yang tidak jelas arahnya... jangankan arahnya,
Nasabnya pun juga tidak jelas.....

hilang sudah kepercayaan diri masyarakat ini,
mengalami keterpurukan yang tidak disadari,,
tidak tahukah timur itu lebih baik dari barat?
tidak tahukah di timur itu akan segera muncul kebangkitan?
bukankah matahari terbit dari timur.....

beberapa era ini, banyak penyesuaian bagian-bagian kebudayaan,,
penyesuaian itu [kata mereka], sebagai bentuk REVITALISASI,,

revitalisasi???
"ah yang bener?"

REVITALISASI, mengembalikan, memfungsikan lagi fitur-fitur utama,,

revitalisasi wayang,
revitalisasi ludruk,
revitalisasi kentrung,

mengembalikan?
"emang siapa yang minjem?"
"emang siapa yang nyuri?"

lho... ini bagaimana cara berfikirnya???
Budaya-nya sudah mencapai puncak kulminasi, manusianya? BELUM TENTU.....
apa yang sedang terjadi?
Budaya tidak kompatible dengan manusianya?, atau...
manusianya yang tidak kompatible dengan budaya?

bagaimana bisa tuan rumah harus menyesuaikan diri terhadap tamu?
jika semua tatanan, tuntunan, dan tontonan HARUS disesuai-sesuaikan, dipaksa, untuk
"tunduk" pada "kehendak", yang terjadi adalah RURO... RUSAK... BEJAT...

tidak-kah selayaknya kita semua me-REVITALISASI diri...
mengembalikan kesejatian manusia, manusia nusantara yang mempunyai budaya sendiri,,

apa salahnya Wayang, sehingga dia harus menyesuaikan dirinya terhadap diri kita,
apa salahnya Ludruk, sehingga dia harus menyesuaikan dirinya terhadap diri kita,
apa salahnya Kentrung, sehingga dia harus menyesuaikan dirinya terhadap diri kita,,
oh... apa salahnya mereka...
apakah sebaiknya Wayang, Ludruk, Kentrung dan lain-lainnya itu disimpan di Laiden
saja... biar nanti pada suatu saat kita bisa merengek-rengek, minta pada bule-bule itu
untuk mengajarkan Budaya Nusantara pada kita...
oalah ojo dumeh... ojo dumeh... ojo dumeh...


Budaya menyesuaikan dengan zaman?
[Budaya menyesuaikan dengan kebutuhan manusia akibat perubahan zaman]
atau,,
manusia ketinggalan Budaya?



ipungsweettenan@26022014



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinau Mati

PENGETAHUAN KARAWITAN