DATANG DARI SISI GELAP
aku
tertunduk dalam duduk silaku...
tanpa alas, diatas tegel dingin seirama dengan
dinginnya malam...
semilir angin malam menghembus perlahan wiru kelambu biru kamarku......
masih ku tertunduk...
semilir angin malam menghembus perlahan wiru kelambu biru kamarku......
masih ku tertunduk...
kupejam mataku dalam-dalam... menahan gejolak dalam
dada.....
(beberapa
menit kemudian.....)
"Blaaarrrr....."
masuk aku dalam meditasiaku.....kulihat bintang-bintang menari begitu indah menerangi gelapnya... seakan bergelayutan di langit-langit atmosfer... sejurus kemudian, akupun melayang begitu cepat menuju nuansa biru… disana kutemukan indahnya damai...... entah wujud apa, entah berjenis apa, tapi semua saling memiliki... saling menghormati... saling mengumbar tawa.... riuh rendah aku mendengarnya....
pemandangan yang sangat indah…..
tapi... entah kenapa aku mengumpatnya.....
aku merasa, aku bukan bagian dari mereka, bukan bagian dari keceriaan mereka.....
"Blaaarrrr....."
masuk aku dalam meditasiaku.....kulihat bintang-bintang menari begitu indah menerangi gelapnya... seakan bergelayutan di langit-langit atmosfer... sejurus kemudian, akupun melayang begitu cepat menuju nuansa biru… disana kutemukan indahnya damai...... entah wujud apa, entah berjenis apa, tapi semua saling memiliki... saling menghormati... saling mengumbar tawa.... riuh rendah aku mendengarnya....
pemandangan yang sangat indah…..
tapi... entah kenapa aku mengumpatnya.....
aku merasa, aku bukan bagian dari mereka, bukan bagian dari keceriaan mereka.....
apakah
karena aku datang dari sisi gelap...???
perlahan aku meninggalkan indahnya nuansa biru itu....
dengan langkah gontai aku kembali menyusuri jejak-jejak menuju meditasiaku....
kembali ke posisiaku yang masih tertunduk diatas ubin dingin.....
perlahan aku tegakkan kembali posisi duduk ku.... aku akhiri meditasiaku dengan linangan air mata...... air mata dengan penuh kebingungan, air mata dengan kesedihan.....
ternyata, bukan hanya dunia nyata ini saja yang menolakku menjadi bagian dari keindahan....
perlahan aku meninggalkan indahnya nuansa biru itu....
dengan langkah gontai aku kembali menyusuri jejak-jejak menuju meditasiaku....
kembali ke posisiaku yang masih tertunduk diatas ubin dingin.....
perlahan aku tegakkan kembali posisi duduk ku.... aku akhiri meditasiaku dengan linangan air mata...... air mata dengan penuh kebingungan, air mata dengan kesedihan.....
ternyata, bukan hanya dunia nyata ini saja yang menolakku menjadi bagian dari keindahan....
namun
alam meditasi bawah sadar pun tak menerimaku.....
linangan air mataku semakin deras ketika aku teringat sebuah janji, nanti pada suatu saat diakhir masa................
barzah pun aku rasa tak kan menerimaku......
linangan air mataku semakin deras ketika aku teringat sebuah janji, nanti pada suatu saat diakhir masa................
barzah pun aku rasa tak kan menerimaku......
bahkan
hanya untuk “sekedar” diadili benar salah... baik buruk pun aku rasa tidak.....
apakah aku hidup diantara kedua alam itu......???
tanpa
kebahagiaan siksa? tanpa kebahagiaan surga?
ipung
sweettenan,
31
Agustus 2009
Komentar
Posting Komentar