TEKNOLOGI DALAM TUBUH


terhenti jariku memencet tombol-tombol keyboard komputer dalam beberapa kalimat,
sejenak aku terdiam memikirkan.....apa yang akan aku ketik.....?
terdiam aku sambil memandangi jari jariku yang terdiam juga.....

aku gerakkan jari jariku perlahan...
“krek...krek...krek...”
sampai sampai aku bisa mendengar suara pergerakan jemariku......

tiba tiba terbersit pertanyaan ganjil ku....
“bagaimana bisa jari-jari itu bekerja sejalan dengan apa yang aku pikirkan?”

teknologi bloothot, infra red saja memerlukan beberapa detik untuk transformasi informasi.....
sedangkan otak dan tangan sungguh-sungguh sangat cepat, padahal “birokrasinya” dan alurnya sangatlah rumit ,,

masya Allah.....

sungguh sebuah teknologi yang tidak akan bisa dibuat oleh manusia....

aku merenung kembali......
ada berapa banyak microchip yg tertanam dalam tubuh ku...
ternyata aku tak lain dan tak bukan memang hanyalah “robot” yang sudah diprogram dari Arsy...
dan macro data ku ternyata juga sudah tersimpan di Laukhil Mahfudz......

sebagaimana kuasa ku akan tubuh ku sendiri... jika memang sesungguhnya aku tak berdaya atas tubuh ku sendiri...


ipung sweettenan,
8 Oktober 2009

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinau Mati

Gambar
[mencoba memahami, mengurai dan menjabarkan, Sinau Mati – KiaiKanjengIndonesia] Sinau mati sajroning urip, Supoyo suk yen mati dikersakne urip, Sing rumangsamu urip kui jane mati, Sing rumangsamu mati sejatine urip, Gusti paring urip sajroning mati, Gusti paring mati sajroning urip, Ananing ana kinarya ana, Gusti Kang Sejati ana, KUN….. Titah rumangsa ana ================================================= >> SINAU MATI SAJRONING URIP belajar “mati” didalam (ke)hidup(an),, Bagi masyarakat Jawa, terutama yang masih memiliki budaya Jawa didalam dirinya, belajar mati didalam kehidupan, bukanlah hal yang asing,, Masyarakat Jawa mengenal, dan belajar memahami kehidupan termasuk juga urusan kematian, salah satunya lewat Tembang Macapat,, Macapat merupakan salah satu bentuk Sastra Jawa yang berkembang di era Jaman Kewalen [kewalian; Wali],, Untuk mempelajari, mendalami dan menghayati (ke)mati(an), ada pada Tembang Macapat Megatruh dan un
Baca selengkapnya
Gambar
Audisi Pelawak TPI 4, API 4  11 Februari 2008 Setelah terkumpul 25 grup dari 5 kota, kini mereka hadir di Jakarta untuk menjalani babak “ KOREK API ”. Pada babak ini akan diambil 2 grup tiap episode untuk melaju ke babak “ KEMBANG API ”. Pada penayangan perdana kontestan yang akan berjibaku didepan para Pencela Parto , Nunung dan Kang Ibing adalah BOM (Bandung), KOBAR (Surabaya), TEMBOK (Jakarta), BIKAMBON (Medan) dan MIG (Yogyakarta) ditayangkan secara langsung dari studio 4 TPI pukul 19.00 wib. Dipandu Host super kocak Komeng dan Olga serta juru racik Joe P-project ditambah dengan tampilnya group musik humor ACDC jebolan abg dan Lola kdi akan menghibur pemirsa setia TPI selama 90 menit kedepan. Siapakah kontestan yang akan terpilih untuk masuk ke babak selanjutnya? Jangan lewatkan penayangan perdana KOREK API malam ini hanya di TPI Makin Indonesia Makin Asyik Aja. No Api No Hepi…….. NAMA GROUP YANG LOLOS AUDISI
Baca selengkapnya

PENGETAHUAN KARAWITAN

Gambar
PENGETAHUAN KARAWITAN DASAR CARA MENABUH GAMELAN YANG BAIK DAN BENAR PENGERTIAN Karawitan adalah seni musik tradisional Jawadengan peralatan yang lengkap dan telah berkembang secara turun-temurun sesuai dengan perkembangan jaman dan tidak meninggalkan keasliannya. Perangkat peralatan musik tradisional itu disebut Gamelan, yang terdiri dari bermacam-macam alat atau ricikan. SEJARAH KARAWITAN Karawitan dikenal sejak jaman Kalingga, pada jaman raja Syailendra. Tentu saja peralatannya (ricikan) masih sangat sederhana. Intonasi nada yang ada masih sederhana pula. Sejak jaman Syailendra itulah dikenal alat musik tradisional (gamelan), yang sampai sekarang dikenal dengan gamelan Slendro, dalam satu oktaf dibagi 5 nada, yaitu : 1,  2,  3,  5,  6. Pada jaman Majapahit, seni karawitan telah berkembang dengan baik, walaupun peralatannya masih sangat sederhana. Gamelan berlaras Slendro telah dikembangkan pula dengan gamelan laras Pelog, yang dalam satu oktaf dibagi 7 nada, yaitu : 1, 2
Baca selengkapnya